Koneksi Antar Materi Modul 1.4 Budaya Positif
Oleh
Meizir Akhmadi
Di sekolah, guru memegang peranan penting dalam pelaksanaan penumbuhan
budaya positif. Penerapan budaya positif
yang kami jalankan di lingkungan sekolah sudah berjalan dengan cukup baik namun
masih perlu ditingkatkan lagi, dalam hal ini penerapan budaya positif harus dilakukan
secara konsisten dan berkesinambungan.
Penerapan budaya positif merupakan implementasi serta perwujudan
pemebelajaran sebagaimana yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara bahwa. Pendidikan
adalah Pembudayaan Buah budimanusia yang beradab dan buah perjuangan manusia
terhadap dua kekuatan yang selalu mengelilingi hidup manusia yaitu kodrat alam
dan Zaman atau Masyarakat. Oleh karenanya dalam hal ini dibutuhkan seorang guru yang mampu menerapkan
nilai-nilai dan peran seorang guru. Guru
yang baik diharapkan tergerak, bergerak, dan menggerakkan dalam mencapai
tujuan Pendidikan yang berpusat pada siswa. Guru Bersama siswa, dan orang tua
merancang sebuah kalimat Prakarsa perubahan yang tertian dalam visi sebagai
wujud tujuan Pendidikan kedepan
Budaya positif dapat diciptakan dengan menerapkan konsep-konsep seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas atau sekolah, dan segitiga restitusi.
Dalam melakukan restitusi, guru dapat melakukan lima posisi kontrol yaitu: pemberi hukuman, pembuat rasa bersalah, teman, pemantau dan manajer. Diantara kelima posisi tersebut, guru diharapkan mengambil posisi manajer. Posisi manajer adalah posisi dimana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Manajer tidak mengatur perilaku seseorang, namun membimbing siswa mengatur dirinya sendiri. Posisi manajer sesuai dengan visi guru penggerak yang sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu untuk menuntun segala kekuatan kodrat anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya demi terciptanya student wellbeing. Peran manajer juga memunculkan nilai-nilai guru seperti kemandirian, inovasi, kolaborasi, kreativitas, dan berpihak pada siswa. Guru dengan kualitas manajerial berarti dapat menerapkan nilai-nilai dan peran seorang guru, baik disekolah maupun di masyarakat.
Segitiga restitusi mengajak kita untuk
melakukan penanganan kasus/pelanggaran dengan 3 langkah yaitu :
1. Menstabilkan identitas
Mengubah paradigma bahwa murid itu gagal, dan
menggantikannya dengan paradigma bahwa murid akan menjadi orang yang sukses
2. Validasi Tindakan
Melakukan validasi tentang apa yang sudah
dilakukan dan ke depannya memvalidasi alasan apa dia melakukan hal tersebut
atau apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan kebaikanyang
diinginkan.
3. Menanyakan keyakinan kelas
Selanjutnya menanyakan keyakinan kelas yang sudah disepakati. Apakah keyakinan kelas yg sudah dibuat sebelumnya.
Ketiga langkah segitiga restitusi ini diharapkan menjadi budaya positif untuk kita lakukan.
Dari materi
ini hal menarik bagi saya, yaitu
bagaimana penghargaan yang selama ini kita lakukan justru menjadi hukuman bagi
siswa. Selama ini kita memberikan
penghargaan kepada siswa sebagai bentuk upaya memberikan motivasi kepada siswa
agar lebih disiplin semangat untuk melakukan sesuatu, namun justru sebaliknya penghargaan
ini justru bisa jadi hukuman bagi siswa, karena siswa akan bergerak karena
motivasi ingin mendapatkan penghargaan itu bukan karena motivasi dalam dirinya.
Materi penerapan budaya positif memberikan banyak pencerahan bagi saya selaku guru. selama ini ketika menghadapi siswa yang melakukan pelanggaran, saya lebih banyak memposisikan diri sebagai penghukum. Setiap menangani permasalahan siswa, saya hanya melakukan validasi tindakan dengan menanyakan alasan murid melakukan pelanggaran tersebut dan setelahnya keputusan akhir ada pada guru apakah dengan alasan yang disampaikan oleh murid murid layak diberikan hukuman atau tidak. Padahal posisi ini diharapkan sebagai Langkah terakhir Ketika tahapan-tahapan restitusi sudah tidak memberikan dampak positif bagi murid.
Harapan
kedepan dengan mempelajari materi ini
saya sebagai guru mampu mengambil posisi manajer dalam menghadapi
permasalahan siswa. Dengan harapan siswa mampu mengenali kesalahan yang
diperbuat serta memiliki kesadaran dalam dirinya (motivasi intrinsik) bahwa apa
yang dia lakukan salah serta tidak akan mengulanginya lagi. Dengan memposisikan
diri sebagai pemantau atau manajer juga akan membawa dampak perasaan bahagia
bagi semua orang yang terlibat karena kita tidak saling menyalahkan, namun bisa
mengambil hikmah dari masalah yang dihadapinya.
Selain
posis Kontrol dan Segitiga Restutusi Hal lain yang perlu dipelajari yaitu
bagaimana menjalin hubungan baik serta kolaborasi khususnya dengan orang tua
dan masyarakat pada umumnya dalam menumbuh kembangkan budaya positif, karena penumbuhan budaya
positif disekolah akan lebih efektif apabila diimbangi dengan penerapan di lingkugan
rumah siswa, jadi budaya positif dilakukan murid dimanapun ia berada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar