Pages

Selasa, 17 Oktober 2023

 

Koneksi Antar Materi Modul 1.4 Budaya Positif

Oleh Meizir Akhmadi

 

Tujuan membangun budaya positif di sekolah adalah menumbuhkan karakter anak. Kita semua percaya bahwa tujuan penting sekolah adalah pembentukan karakter. Itulah mengapa banyak program sekolah yang bertujuan untuk menumbuhkan karakter murid.

Di sekolah, guru memegang peranan penting dalam pelaksanaan penumbuhan budaya positif.  Penerapan budaya positif yang kami jalankan di lingkungan sekolah sudah berjalan dengan cukup baik namun masih perlu ditingkatkan lagi, dalam hal ini penerapan budaya positif harus dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan.

Penerapan budaya positif merupakan implementasi serta perwujudan pemebelajaran sebagaimana yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara bahwa. Pendidikan adalah Pembudayaan Buah budimanusia yang beradab dan buah perjuangan manusia terhadap dua kekuatan yang selalu mengelilingi hidup manusia yaitu kodrat alam dan Zaman atau Masyarakat. Oleh karenanya dalam hal ini dibutuhkan seorang guru yang mampu menerapkan nilai-nilai dan peran seorang guru. Guru  yang baik diharapkan tergerak, bergerak, dan menggerakkan dalam mencapai tujuan Pendidikan yang berpusat pada siswa. Guru Bersama siswa, dan orang tua merancang sebuah kalimat Prakarsa perubahan yang tertian dalam visi sebagai wujud tujuan Pendidikan kedepan

Budaya positif dapat diciptakan dengan menerapkan konsep-konsep seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas atau sekolah, dan segitiga restitusi.

Dalam melakukan restitusi, guru dapat melakukan lima posisi kontrol yaitu: pemberi hukuman, pembuat rasa bersalah, teman, pemantau dan manajer. Diantara kelima posisi tersebut, guru diharapkan mengambil posisi manajer. Posisi manajer adalah posisi dimana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Manajer tidak mengatur perilaku seseorang, namun membimbing siswa mengatur dirinya sendiri. Posisi manajer sesuai dengan visi guru penggerak yang sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu untuk menuntun segala kekuatan kodrat anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya demi terciptanya student wellbeing. Peran manajer juga memunculkan nilai-nilai guru seperti kemandirian, inovasi, kolaborasi, kreativitas, dan berpihak pada siswa. Guru dengan kualitas manajerial berarti dapat menerapkan nilai-nilai dan peran seorang guru,  baik disekolah maupun di masyarakat.

Segitiga restitusi mengajak kita untuk melakukan penanganan kasus/pelanggaran dengan 3 langkah yaitu :

1.     Menstabilkan identitas

Mengubah paradigma bahwa murid itu gagal, dan menggantikannya dengan paradigma bahwa murid akan menjadi orang yang sukses

2.     Validasi Tindakan

Melakukan validasi tentang apa yang sudah dilakukan dan ke depannya memvalidasi alasan apa dia melakukan hal tersebut atau  apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan kebaikanyang diinginkan.

3.     Menanyakan keyakinan kelas

Selanjutnya menanyakan keyakinan kelas yang sudah disepakati. Apakah keyakinan kelas yg sudah dibuat sebelumnya.

Ketiga langkah segitiga restitusi ini diharapkan menjadi budaya positif untuk kita lakukan.

Dari materi ini  hal menarik bagi saya, yaitu bagaimana penghargaan yang selama ini kita lakukan justru menjadi hukuman bagi siswa. Selama ini  kita memberikan penghargaan kepada siswa sebagai bentuk upaya memberikan motivasi kepada siswa agar lebih disiplin semangat untuk melakukan sesuatu, namun justru sebaliknya penghargaan ini justru bisa jadi hukuman bagi siswa, karena siswa akan bergerak karena motivasi ingin mendapatkan penghargaan itu bukan karena motivasi dalam dirinya.

Materi penerapan budaya positif memberikan banyak pencerahan bagi saya selaku guru. selama ini ketika menghadapi siswa yang melakukan pelanggaran, saya lebih banyak memposisikan diri sebagai  penghukum. Setiap menangani permasalahan siswa, saya hanya melakukan validasi tindakan dengan menanyakan alasan murid melakukan pelanggaran tersebut dan setelahnya keputusan akhir ada pada guru apakah dengan alasan yang disampaikan oleh murid murid layak diberikan hukuman atau tidak. Padahal posisi ini diharapkan sebagai Langkah terakhir Ketika tahapan-tahapan restitusi sudah tidak memberikan dampak positif bagi murid.

Harapan kedepan dengan mempelajari materi ini  saya sebagai guru mampu mengambil posisi manajer dalam menghadapi permasalahan siswa. Dengan harapan siswa mampu mengenali kesalahan yang diperbuat serta memiliki kesadaran dalam dirinya (motivasi intrinsik) bahwa apa yang dia lakukan salah serta tidak akan mengulanginya lagi. Dengan memposisikan diri sebagai pemantau atau manajer juga akan membawa dampak perasaan bahagia bagi semua orang yang terlibat karena kita tidak saling menyalahkan, namun bisa mengambil hikmah dari masalah yang dihadapinya.

Selain posis Kontrol dan Segitiga Restutusi Hal lain yang perlu dipelajari yaitu bagaimana menjalin hubungan baik serta kolaborasi khususnya dengan orang tua dan masyarakat pada umumnya dalam menumbuh kembangkan  budaya positif, karena penumbuhan budaya positif disekolah akan lebih efektif apabila diimbangi dengan penerapan di lingkugan rumah siswa, jadi budaya positif dilakukan murid dimanapun ia berada.


To: My Friend

Time Link